PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS MUTU DI SDN JATIGUNUNG II KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS MUTU DI SDN JATIGUNUNG II KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN
PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS MUTU
DI SDN JATIGUNUNG II KECAMATAN TULAKAN
KABUPATEN PACITAN.
NURHAYATI


The existence of a library in a school is a very important institution. Is a means of supporting the achievement of the vision and mission of an institution of school. Has the task to provide information services to all citizens of the school that students, teachers and employees. Goal of this research is to describe and analyze the characteristics of librarians, circulation service characteristics and conditions of the school library reading room based on the quality of SD Jatigunung II District Tulakan Pacitan. According to its kind, this study is a qualitative study using ethnographic research design. Data collection techniques in the study conducted by several methods: in-depth interviews, observation and documentation. Results of the study showed that librarians play an important role in reciprocation of the library. Status, educational background affect the performance of the librarian. Services must be carried out with proper circulation, fast and on target. However, due to the limitations of its human resource services is still less satisfactory circulation. Conditions owned by the library reading room is adequate for an elementary school library in the country.

Keywords : circulation; librarians; reading room


Keberadaan perpustakaan sekolah di suatu sekolah adalah sangat penting. Ibarat tubuh manusia, perpustakaan adalah organ jantung yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Bahkan karena sangat pentingnya keberadaan perpustakaan sekolah ini, pemerintah mencanangkan bulan September sebagai bulan gemar membaca dan hari kunjung perpustakaan.

Perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide yang merupakan dasar keberhasilan fungsional dalam masyarakat masa kini yang berbasis pengetahuan dan informasi. Perpustakaan sekolah membekali peserta didik berupa keterampilan pembelajaran sepanjang hayat serta imajinasi, memungkinkan mereka hidup sebagai warganegara yang bertanggungjawab. Sebagai syarat mutlak peserta didik untuk dapat menggunakan perpustakaan, mereka harus bisa membaca dan mempunyai minat baca.

Sekolah Dasar Jatigunung II yang berada di kecamatan Tulakan Pacitan telah memfasilitasi peserta didik dengan adanya perpustakaan sekolah. Pelayanan dan fasilitas sudah terlihat cukup mendukung, sehingga sangat membantu siswa dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah selalu mendukung siswa agar mau dan mampu memanfaatkan fasilitas yang ada, demikian pula keberadaan pustakawan yang ada juga selalu diprioritaskan untuk selalu memberikan pelayanan yang memuaskan.

Selain layanan, sarana prasarana juga mendukung dan memberikan kontribusi nilai jual perpustakaan yang cukup besar dalam memberikan kepuasan kepada siswa. Oleh karenanya, mutu perpustakaan sekolah di SD Jatigunung II ini menjadi cukup menarik dan bermutu karena pustakawan, layanan sirkulasi serta sarana prasarana yang benar-benar diperhitungkan keberadaannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang: (1) karakteristik pustakawan, (2) karakteristik layanan sirkulasi dan (3) kondisi ruang baca perpustakaan sekolah berbasis mutu di SD Jatigunung II Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan.


Menurut jenisnya, penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih memberikan tekanan kepada pemahaman dan makna, berkaitan erat dengan nilai-nilai tertentu, lebih menekankan pada proses daripada pengukuran, mendeskripsikan, menafsirkan dan memberikan makna dan tidak cukup dengan penjelasan belaka dan memanfaatkan multimetode dalam penelitian. (Sutama, 2012 : 61).

Desain penelitian ini adalah etnografi. Metode penelitian etnografi dianggap mampu menggali informasi secara mendalam dengan sumber-sumber yang luas. Dengan teknik “observatory participant”, etnografi menjadi sebuah metode penelitian yang unik karena mengharuskan partisipasi peneliti secara langsung dalam sebuah masyarakat atau komunitas sosial tertentu. Yang lebih menarik sejatinya metode ini merupakan akar dari lahirnya ilmu antropologi yang kental dengan kajian masyarakatnya itu.


Perpustakaan Sekolah SDN Jatigunung II adalah salah satu unit organisasi yang ada di SDN Jatigunung II yang memiliki fungsi sebagi unsur penunjang bagi tercapainya visi dan misi SDN Jatigunung II. Mempunyai tugas memberi pelayanan informasi kepada semua warga sekolah yaitu siswa, guru dan karyawan SDN Jatigunung II.

Sejalan dengan kegiatan pembelajaran di kelas yang dikembangkan oleh guru kelas terutama kelas tinggi berupa kegiatan mandiri dan terstruktur yang lebih mengarah pada pemanfatan sarana perpustakaan. Di sisi lain untuk mengembangkan materi pelajaran dan menambah wawasan, para guru juga harus membaca dan menulis. Sebagaimana kita ketahui bahwa bahan-bahan pembelajaran banyak terdapat di perpustakaan yang merupakan pusat sumber informasi. Dengan demikian apabila perpustakaan sekolah dapat berfungsi dengan baik maka akan benar-benar berperan sebagai sarana penunjang dalam membantu proses pembelajaran.

Dalam rangka menunjang kegiatan pembelajaran bagi siswa dan guru, perpustakaan mutlak diperlukan. Maka mulai berdirinya SDN Jatigunung II yakni pada tahun 1963 perpustakaan sudah ada meskipun masih sangat sederhana dan jumlah koleksi yang terbatas. Pengadaan buku tergantung pada bantuan buku dari pemerintah.

Adapun visi perpustakaan SDN Jatigunung II adalah menjadi unit yang mampu menyediakan kebutuhan informasi untuk kegiatan belajar dan pengembangan diri semua warga sekolah.

Koleksi yang dimiliki perpustakaan SDN Jatigunung II terdiri dari koleksi monograf seperti buku, majalah, hasil penelitian, jurnal pendidikan, kliping siswa, koleksi audio visual dan beberapa koleksi digital. Berdasarkan jumlah koleksi yang ada khususnya koleksi buku yaitu sebanyak 225 judul dan 2.782 eksemplar maka rasio antara mahasiswa dan buku yang ada sekarang untuk judul adalah 1 : 2 dan untuk jumlah eksemplar adalah 1 : 19.


Puskawanan perpustakaan SDN Jatigunung II merupakan tenaga honorer sekolah dengan latar belakang pendidikan D2 Perpustakaan yang diangkat oleh Kepala Sekolah. Dan keberadaannya diakui sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah. Hal ini sesuai dengan penelitian Berger dan Smith (2008) yang menyatakan bahwa peran pustakawan sebagai salah satu profesi yang diakui keberadaannya.

Ada kesamaan dengan hasil penelitian Arian (2012) di SDN Mangkusuman I Kota Tegal yang merupakan satu-satunya SD di kota Tegal yang memiliki pustakawan dengan latar belakang perpustakaan resmi (D2 Perpustakaan).

Untuk membantu keterbatasan sumber daya manusia di perpustakaan maka ditunjuk juga dua orang guru honorer untuk membantu kegiatan sirkulasi di perpustakaan. Ada kesamaan dengan hasil penelitian Mendinhos (2009), perpustakaan sebagai pusat pembelajaran maka guru kelas harus dilibatkan untuk memenuhi misi ini.

Rahardja (2008) juga mengadakan penelitian tentang cara meningkatkan pemahaman guru tentang pengelolaan perpustakaan dengan cara melaksanakan kegiatan teknis pengelolaan perpustakaan untuk menumbuhkan minat baca siswa.

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, sekolah memberi kesempatan seluas-seluasnya kepada tenaga perpustakaan untuk mengikuti pelatihan, seminar, dan sarasehan yang sering diadakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Widiasa (2007) bahwa manajemen perpustakaan sekolah pada dasarnya adalah proses mengoptimalkan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan perpustakaan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Suryantini Dkk (2007) yang menyatakan bahwa pembinaan sumber daya perpustakaan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan petugas perpustakaan dalam pengelolaan perpustakaan.

Selain itu juga sejalan dengan penelitian Surialaga (2008) yang menyatakan bahwa peningkatan kemampuan merupakan salah satu upaya dalam mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang perpustakaan.


Layanan sirkulasi di perpustakan SDN Jatigunung II menggunakan system terbuka (open access system) yaitu system peminjaman buku yang memberikan kebebasan bagi para pemakai perpustakaan untuk mencari sendiri koleksi buku yang dibutuhkan di rak. Jika telah mendapatkannya maka mereka bisa membawa koleksi tersebut kepada petugas bagian sirkulasi untuk dicatat dan bisa dipinjam untuk dibawa pulang.

Layanan sirkulasi dengan system terbuka memberi kenyamanan kepada pengguna untuk memilih sendiri koleksi yang diinginkan, sehingga pengguna merasa nyaman dan tidak tertekan serta merasa puas berkunjung ke perpustakaan. Mehrjerdi, Dkk (2009) juga meneliti tentang pentingnya kualitas pelayanan untuk mengidentifikasi kesenjangan antara harapan pelanggan dan persepsi layanan yang diterima.

Sejalan dengan hal tersebut Nadiri dan Mayboudi (2010) menyatakan bahwa kualitas layanan dan fasilitas perpustakaan merupakan salah satu factor penting yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna.

Dalam pelayanannya perpustakaan SDN Jatigunung II masih menggunakan system manual dan belum memanfaatkan system komputerisasi. Setiap siswa yang hendak meminjam buku koleksi perpustakan wajib menunjukkan kartu anggota perpustakaan yang dimilikinya. Kegunaan kartu ini adalah sebagai tanda pengenal pada waktu akan masuk perpustakaan sekolah dan dapat ditunjukkan sewaktu-waktu apabila akan meminjam.

Pengembalian koleksi perpustakaan oleh siswa yang meminjam buku, dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut, siswa mengembalikan buku yang dipinjam, kemudian petugas memeriksa kondisi fisik buku, ada kerusakan atau tidak, sehingga dapat dilakukan tindak lanjut jika ditemukan ada buku yang rusak. Apabila buku masih dalam kondisi utuh, petugas mengambil kartu buku dan memasukkannya kembali ke dalam kantong buku yang tersedia. Petugas akan mencatat tanggal pengembalian yang terdapat dalam kartu peminjaman. Selanjutnya petugas menyimpan kartu peminjaman kembali ke laci dan buku disimpan di raknya semula.

Penggunaan Teknologi Informasi di perpustakaan ke depan memang harus dipikirkan, sesuai dengan penelitian oleh Ishak (2008) yang menemukan bahwa penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja dan kualitas layanan kepada pengguna.

Dengan memanfaatkan Teknologi Informasi, pengelola perpustakaan dapat secara optimal memberikan layanan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna, sesuai dengan pendapat Santoso (2007) Pustakawan Universitas Malang dalam jurnalnya.

Sejalan dengan hasil penelitian Subrata (2009) yang menyatakan bahwa system Automasi Perpustakaan dengan menerapkan teknologi informasi pada pekerjaan administrative di perpustakaan sehingga layanan menjadi lebih efektif dan efisien.

Dari data hasil penelitian kesadaran siswa dalam menggunakan jasa layanan perpustakaan di SDN Jatigunung II masih tergolong rendah. Hal ini bisa dibuktikan dari tingkat kunjungan siswa yang rata-rata hanya sekitar 15-20 persen dari total siswa yang ada tiap harinya. Kesadaran siswa juga rendah dalam hal mentaati peraturan yang ada di perpustakaan seperti mengembalikan buku tidak tepat waktu dan mengembalikan buku yang dibaca tidak pada tempatnya, terkadang ditinggal begitu saja di meja baca.

Prasetyo dan Muliadi (2008) dalam penelitiannya juga menemukan adanya ketidakdisiplinan siswa dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan. Sehingga mengadakan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin siswa dan mengkaji lebih lanjut upaya-upaya yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan disiplin siswa dalam pemanfaatan fasilitas perpustakaan sekolah.

Rano, Dkk (2012) juga meneliti perilaku siswa dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan di SMA Negeri 1 Bonti. Bedanya Rano mempersempit penelitiannya khusus pada mata pelajaran Sosiologi.

Begitu juga Rahardja (2008) juga menemukan ketidak disiplinan siswa sehinga dalam penelitiannya selain meneliti pemahaman guru dalam pemahaman pengelolaan perpustakaan melalui kegiatan teknis pengelolaan perpustakaan juga meneliti tentang upaya yang dapat dilakukan untuk menertibkan siswa dan menumbuhkan minat baca siswa.


Dari hasil penelitian gedung perpustakaan SDN Jatigunung II merupakan gedung tunggal dengan satu ruangan tunggal tempat kegiatan kepustakaan di laksanakan. Namun demikian dengan penataan yang disesuaikan dengan fungsinya masing-masing, kegiatan kepustakaan di SDN Jatigunung II dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Sesuai yang disampaikan Darmono (2007) bahwa keberadaan perpustakaan menjadi sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran, untuk itu perlu dikembangkan sehingga bisa berfungsi sebagai sumber belajar bagi warga sekolah. Dan idealnya perpustakaan sekolah agar optimal harus memiliki gedung tersendiri.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yudi (2008) yang menyatakan bahwa sekolah yang memiliki fasilitas perpustakaan yang baik membuat siswa bisa dan terbiasa belajar dengan dengan baik pula.

Meja baca yang dipakai berupa meja persegi besar yang pas untuk kegiatan membaca dengan lesehan. Ada 3 (tiga) buah meja persegi besar di sediakan di ruang perpustakaan. Terbuat dari bahan kayu yang kuat. Sehingga siswa-siswi dapat membaca dengan santai atau mengerjakan tugas di perpustakaan. Hal ini sesuai dengan fungsi keempat ruangan perpustakaan, yakni sebagai tempat belajar secara bersama para siswa pada saat-saat tertentu. Selain itu pada saat-saat tertentu di ruangan baca digunakan sebagai tempat pemutaran film-film pendidikan atau pembelajaran yang memerlukan proyektor.

Kenyamanan ruang baca perpustakaan SDN Jatigunung II juga ditunjang dengan dan pemilihan warna dinding yang cerah sehingga ruangan berkesan lega dan lebih luas. Penempatan jendela di sekeliling ruangan memungkinkan pengunjung untuk memandang keluar yang memberikan perasaan bebas.

Hasil penelitian Anugrah (2013) juga menunjukkan pentingnya tata ruang perpustakaan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan tenang sehingga memberi kenyamanan bagi pemustaka dan pengunjung perpustakaan untuk berlama-lama di perpustakaan.

Begitu juga Rahardja (2008) mengungkapkan bahwa salah satu upaya untuk menumbuhkan minat baca siswa dan senang berkunjung berkunjung ke perpustakaan adalah dengan menciptakan suasana yang nyaman di ruang baca perpustakaan.


Berdasarkan hasil pembahasan tentang perpustakaan berbasis mutu di SDN Jatigunung II disimpulkan sebagai bahwa pustakawan SDN Jatigunung II merupakan tenaga honorer sekolah yang diangkat oleh Kepala Sekolah dan memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidangnya yaitu D2 Perpustakaan.

Layanan sirkulasi yang digunakan di perpustakaan SDN Jatigunung II adalah menggunakan sistem layanan terbuka (open access system) yaitu system peminjaman buku yang memberikan kebebasan bagi para pemakai perpustakaan untuk mencari sendiri koleksi buku yang dibutuhkan di rak. Dalam pelayanannya masih secara manual belum menggunakan teknologi informasi komputer.

Kondisi ruang baca yang dimiliki perpustakaan SDN Jatigunung II sudah memadai untuk sebuah perpustakaan tingkat Sekolah Dasar di pedesaan. Fasilitas ruang baca yang meliputi karpet, meja lesehan, meja baca dan kursi sudah dapat menampung pengunjung yang datang.


Anugrah, Dexa, 2013. Penataan Ruangan di Perpustakaan Umum Kota Solok, Journal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Vol. 1 No. 2 Maret 2013, Seri A.

Arian, Ayu Septi, 2012. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Mangkukusuman I Kota Tegal, Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies, http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jktp

Berger dan Smith, 2008. “The Role of Historically Black Colleges and Universities in Faculty Diversity” African Journal of Marketing Management Vol. 1(1) pp. 001-009 April, 2008. Available online http://www.academicjournals.org/ajmm ©2008 Academic Journals

Darmono, 2007. Pengembangan Perpustakaan Sekolah Sebagai Sumber Belajar, Jurnal Perpustakaan Universitas Negeri Malang, Tahun 1 Nomor 1, April 2007

Ishak, 2008. Pengelolaan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi, Jurnal Study Perpustakaan dan Informasi, Vol. 4 No. 2, Desember 2008

Mehrjerdi, Yahia Zare, Hossein Sayyadi Toranlo, Reza Jamali, 2009. “Measuring academic libraries service quality in fuzzy environment” Journal: Performance Measurement and Metrics , vol. 10, no. 2, pp. 94-115, 2009

Nadiri, Halil, Seyed Muhammad Ali Mayboudi, 2010. “Diagnosing university students' zone of tolerance from university library services” Malaysian Journal of Library & Information Science, Vol.15, no.1, April 2010: 1-21

Prasetyo, P. Eko, Hari Muliadi, 2008. Pengaruh Disiplin Siswa dan Fasilitas Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi, Jurnal Pendidikan Ekonomi Vol. 3 No. 2 Juli, Tahun 2008.

Rahardja, Setya, 2008. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Pengelolaan Perpustakaan dan Pembinaan Minat Baca Siswa di Sekolah Dasar, Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan FIP UNY, 2008.

Rano, Kelaus, 2012. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah oleh Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Bonti, Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2012.

Santoso, Hari, 2009. Promosi Sebagai Media Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah, Perpustakaan Universitas Negeri Malang, Jurnal Perpustakaan Sekolah Tahun 1, Nomor 1 – April 2007

Subrata, Gatot, S.Kom. 2009. Automasi Perpustakaan, Jurnal Pustakawan Perpustakaan UM, Oktober 2009

Surialaga, Tjetjep S, 2008. Kompetensi Sumber Daya Perpustakaan Pertanian, Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 17 Nomor 1 2008

Suryantini, Heryanti, 2007. Efektivitas Pola Pembinaan Sumberdaya Perpustakaan, Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 16 Nomor 1, 2007.

Sutama, M.Pd., Prof. Dr., 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Kartasura : Penerbit Fairuz Media

Widiasa, I Ketut, 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah, Journal Perpustakaan Sekolah Tahun I Nomor 1 – April 2007, Perpustakaan Universitas Negeri Malang.

Yudi, Teguh, 2009. Peran Perpustakaan Sekolah dalam Mencetak Siswa Berprestasi, Jurnal Pustakawan Perpustakaan Universitas Negeri Malang.